Kamis, 27 Agustus 2015

Saparella, Minuman Klangenan yang Tergusur


Stand kuliner di FKY yang satu ini memang nyentrik. Bernama MBOIS, stand ini menjual minuman yang cukup menjadi klangenan bagi masyarakat Jogja yaitu Saparella.
Botol kaca bening menggembung di bagian bawah dan bertutup kuning. Berbentuk seperti tabung penelitian. Delapan botol berisi cairan coklat kehitaman dan ditempeli stiker. Saparella disebut-sebut sebagai minuman kalangan kelas atas karena hanya tersedia di restoran-restoran mahal. Namun adapula yang menyebutnya minuman dangdut karena rasanya yang nendang dan berbotol gendut.
Banyak dari generasi abad 21 yang tak mengenal Saparella. Nama Saparella plesetan dari tanaman Sarsaparilla, bahan utama pembuat minuman ini. Sarsaparilla memiliki nama latin Smilax aristolochiaetolia, sejenis tanaman rambat perdu dan berduri. Padahal Saparella merupakan minuman berkarbonasi pertama di Jawa yang sangat popular di tahun 1960-an. Namun, ia lambat laun tergeser dan redup di makan zaman.
Minuman produk industri rumahan ini kalah telak saat bertarung dengan minuman berkarbonasi dengan merek luar negeri yang lebih keras, memiliki banyak varian rasa, mempunyai banyak ukuran dan lebih mudah ditemukan konsumen. Konon, dahulu banyak produsen lokal yang membuat Saparella. Namun seiring berjalannya waktu dan regulasi yang semakin rumit, mengakibatkan pembuat Saparella terseok-seok dan gulung tikar. Nah, mumpung Festival Kesenian Yogyakarta masih berlangsung, tak ada salahnya mencoba jika belum pernah mencoba. Hanya Rp.7.000,- saja, Anda sudah bisa merasakan cola ala Jogja.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Black is such a happy Color, Darling!


Mendengan kata gothic pastilah yang terpikirkan ialah tentang dunia kegelapan. Bagaimana tidak, gothic memang identik dengan kengerian dan kesuraman. Eits, jangan salah persepsi dulu tentang gothic yang satu ini. Gothic kali ini tentang kuliner yang baru ngetrend di Jogja. Namanya King’s Black Burger. Disebut King’s Black Burger karena memang secara penampilan, burger yang ditawarkan benar-benar berwarna hitam pekat. Tidak seperti burger yang mainstream di pasaran. Warna hitam pada roti burger didapat dari campuran bambu Jepang yang konon baik untuk pencernaan. Selain itu, burger ini dijual dalam foodtruck yang tak kalah gothicnya. Dengan tagline “Black is such a happy Color, Darling”, sang burger hitam pun mampu memikat para pecinta kuliner Jogja.
Meski burger ini berwarna hitam, namun soal rasa cukup juara. Isi yang disajikan disisipi telur mata sapi yang mampu membuat tekstur burger terasa lebih berat di lidah. Untuk harga sendiri cukup terjangkau. Dengan Rp25.000, seporsi King’s Black Burger sudah bisa Anda dapatkan. King’s Black Burger belum membuka gerai di Jogja, namun dapat didapatkan melalui event-event Jogja. Kali ini foodtruck King’s Black Burger hadir di Jogja Food Fashion Festival JEC.

Jumat, 21 Agustus 2015

Es Krim Roll, Kuliner unik dari Negara Ong Bak


Mendengar namanya saja pasti akan mengernyitkan kening. Eskrim roll. Ice cream roll tersebut seperti es krim kebanyakan. Namun cara penyajiannya saja yang cukup unik. Awalnya es krim cair tersebut seolah-olah digoreng pada pan. Lalu setelah kering dan beku, es krim tersebut ditiriskan dengan cara diroll. Dan disajikan dalam cup yang cukup besar.
Konon, es krim tersebut memang menjadi idola di Negara Ong Bak tersebut. Es krim roll Thai tersebut mencuri perhatian di kancah kuliner Jogja. Karena cukup jarang metode penyajian roll dalam dunia es krim. Rasa yang ditawarkan pun ada tiga macam. Green tea, vanilla, dan cokelat. Lalu ada enam macam topping yang siap dipilih seperti manisan, oreo, kacang, nata de coco, coco crunch, dan strawberry.
Harga yang dibandrol seporsi ice cream roll cukup terjangkau yaitu Rp25.000. Sudah bisa memilih dua topping. Namun es krim ini hanya bisa dibeli saat pameran dan event-event saja karena memang tidak membuka gerai di Jogja. Namun jika ingin mencoba sekarang, datang saja ke Jogja Food Fashion Festival yang digelar di JEC. Selamat mencoba!

Rabu, 12 Agustus 2015

Warung Serba Sambal


Ada sekira 30 jenis sambal yang bisa dipilih sendiri sesuai selera seperti sambal terasi segar, sambal jamur, sambal bawang, sambal bajak, sambal gobal gabul, sambal mangga muda, sambal bawang lombok ijo, dan aneka sambal lainnya.
Dalam penyebutan nama-nama sambalnya memang sangatlah unik. Salah satu contohnya adalah sambal teroris yang ternyata adalah sambal bajak. Selain itu juga ada sambal goalpal nama lain dari sambal bawang, Sambal gobal-gabul yang merupakan campuran sambal terasi ijo dan sambal kecap dan sambal hantu kiper atau sambal bawang lombok ijo. Selain sambal-sambal di atas yang memiliki nama yang unik ada pula menu sambal lainnya seperti sambal terasi dan sambal mangga Muda yang cukup digemari.
Lauk pauk yang tersedia juga sangat variatif seperti menu penyetan. Waroeng SS juga menyediakan aneka lauk seperti cumi goreng tepung, ayam goreng, wader, bawal, bandeng, tempe dan belut goreng. Yang favorit di sini ialah jamur goreng. Waroeng SS juga menyediakan aneka sayur seperti  aneka lalapan, ca kangkung, ca jamur, sayur asem, trancam, pecel, karedok, dan plencing Jawa.
Waroeng SS ini pun telah buka di banyak tempat di Jogja. Ada yang di Jl. MT. Haryono, Jl. Samirono Baru, Jl. Kusumanegara, Jln Godean KM 5.5, Jln Monjali, Jln Babarsari, dan di Ringroad Utara Jogja. Harga pun sangat bersahabat.  Dengan Rp.13.000,-saja sudah bisa menyantap lele goreng, nasi, sambal, dan es teh. Murah bukan?

Kamis, 06 Agustus 2015

Es Serut Hello, sang Penyelamat saat Dahaga


Di era 1980-an, minuman ini pernah berjaya. Tapi kini tak banyak pedagang menjajakannya. Es serut atau yang lebih dikenal dengan es gosrok. Dahulu, minuman jadul berbahan utama serutan es batu bercampur tape yang tetap segar dinikmati pada siang hari. Namun di Taman Kuliner Jogja, ada kedai mungil yang menjual es serut.
Kedai ini bernama Hell-O. memang khusus menjajakan aneka minuman yang berbahan es serut. Di sini, es serut diracik tidak seperti pada umumnya. Tidak ada serutan kelapa maupun potongan roti tawar. Es serut khas Hell-O terdiri dari es batu yang diserut, sirup, tape ketan hijau, nata de coco, dan bubble.
Rasa es ini kecut, manis, dan gurih. Sensasi kecut itu datang dari tape dan bubble. Gurihnya berasal dari nata de coco sebagai pengganti rasa serutan kelapa muda. Dan manis yang bercampur dengan sirup. Cocok disantap di siang hari. Harga yang ditawarkan pun cukup murah. Segelas es serut hanya Rp.7.000,- saja.