Selasa, 17 Februari 2015

Duduk di Trotoar demi Bakso Urat Pak Koboi Patangpuluhan


Bakso di warung ini sebenarnya tidak begitu spesial. Karena dalam satu mangkuk  bakso komplit hanya terdapat lima buah bakso, mie dan pangsit goreng sama seperti bakso kebanyakan. Namun, saat menyantap bakso urat beserta kuahnya, langsung terasa perbedaannya. Rasa baksonya enak karena terbuat dari urat dan daging sapi. Pangsit gorengnya pun garing dan gurih. Ditambah kuah baksonya yang membuat rasa jadi juara.
Orang selalu ramai mengunjungi warung bakso ini. Padahal penjualnya tidak memasang papan nama atau banner di gerobak baksonya seperti kebanyakan. Lebih tepatnya warung bakso pinggir jalan yang tidak punya bangunan tetap dan hanya ngetem di pinggir jalan yang sama. Mencicipi bakso di warung ini, pembeli harus lesehan di trotoar jalan dan duduk di kursi plastik yang empet-empetan. Tapi itulah keunikan kuliner Jogja.
Penjual baksonya pun sangat nyentrik. Memakai kaos hitam, bertopi ala koboi, dan memakai tas pinggang. Dengan cekatan si penjual meracik bakso untuk pembeli yang mengantre. Harga seporsi bakso komplit dihargai Rp8.000. Untuk minumannya tersedia es teh, teh panas, es jeruk, dan jeruk panas. Jika ingin mencicipi bakso urat ini diharap datang sebelum jam 9 malam ya. Meski buka jam 5 sore hari, kadang sebelum jam 9 malam sudah habis. Penasaran? Pingin nyoba? datang saja ke Patangpuluhan, Jogja.

Senin, 16 Februari 2015

Ayam Preksu, Benar-benar Preksu!


Menggunakan nama preksu dalam sebuah warung  ternyata cukup sukses untuk mendatangkan banyak pelanggan. Preksu, yang kala diucapkan mirip-mirip umpatan gojegan khas Jogja, sepertinya sengaja dipilih untuk diferensiasi.
Maklum, memang banyak warung ayam geprek yang berada di Jogja ini. Namun jika dipadukan dengan susu, akan beda ceritanya.
Preksu atau  ayam geprek dan susu merupakan menu baru di kancah kuliner Jogja. Warung makan ini berada di pinggir Jalan Colombo, Samirono. Tepatnya di depan Indomaret Point atau sebelah Barat UNY. Cat temboknya juga berwarna ngejreng merah yang memudahkan pelanggan untuk mengenali warung ini.
Namanya yang unik membuat orang penasaran mencicipi kelezatan kuliner pinggir jalan ini. Menu yang disajikan juga sangat sederhana, yaitu Ayam geprek, aneka olahan susu, dan mie instan. Konsep sederhana dengan menu spesial Ayam Goreng Geprek ini mampu memanjakan perut pelanggan. Karena pembeli bebas memilih  jumlah cabai sesuai selera dan porsi nasi yang bebas. Setiap porsi ayam geprek di warung preksu ini ditemani oleh  tumis sawi dan wortel.
Di sini pilihan lauknya ada ayam, tahu, telur, tempe dan terong. Sementara pilihan ayam gepreknya bisa digoreng biasa, cripsy,  dan ditambah keju parut. Selain itu, menu susunya juga tak kalah enak dengan berbagai varian rasa seperti susu vanilla dan susu coklat. Baik panas maupun dingin. Jika tidak doyan susu, tersedia es teh. Harga relatif murah, cukup dengan Rp.8.000 saja Anda bisa menyantap satu porsi ayam geprek

Jumat, 13 Februari 2015

Warung Untuk Pecinta Balungan Super Pedas


Jogja memiliki satu lagi kekayaan kuliner yang pantas dicoba. Menu itu adalah tulang (balung) yang disajikan dalam masakan sop dan gulai ada di Jogja. Warung ini cukup menjadi bahan perbincangan di dunia kuliner Jogja.
Warung Sogul atau Sop dan gulai tepatnya. Sogul menjual Sop dan Gule Ayam Kampung setiap pukul 18.00-23.00 WIB ini. Warung yang berdiri sejak September 2010 ini  terbilang kecil, namun cukup padat pengunjung.
Sogul atau sop dan gulai mungkin sudah banyak dikenal oleh banyak masyarakat. Namun berbeda dengan warung Sogul di Jogja. Walaupun ada beberapa menu Sop dan gulai yang disediakan, namun menu balungan wajib coba. Balungan ini cocok untuk dijadikan menu makan malam. Sensasi makan tulang yang berbalut bumbu pedas ternyata banyak diminati banyak masyarakat.
Balungan ini dimasak mirip dengan rica-rica. Lada hitam, kecap, bawang putih, saus tiram merupakan merupakan bumbu yang digunakan. Untuk rasa pedasnya pengunjung bisa memesan sendiri seberapa cabai yang ingin dimasak dengan balungan. Tentu tak terbayangkan jika memesan dengan banyak cabai. Pedasnya akan sangat terasa dalam tiap balungan yang disruput. Kalau di warung ini cabainya sudah dihaluskan, sehingga takarannya per sendok teh. Begitu juga dengan gulai dan sop ayamnya, sangat terasa gurih serta bumbunya yang sangat berani. Berani mencoba? Datang saja ke Jl. C. Simanjuntak 24/A, Terban.

Rabu, 11 Februari 2015

Menikmati Bakso dengan Goyangan Kereta Api


Selain gudeg, kuliner Jogja menawarkan banyak tempat makan soto dan bakso yang enak. Ada juga warung soto yang menyajikan menu soto bakso, jadi Anda bisa menikmati enaknya soto dan bakso secara bersamaan. Coba saja mampir ke Warung Bakso Iso dan Soto Bendhol. Tempatnya sederhana, ruangannya tidak terlalu besar. Namun ketika siang hari atau menjelang waktu makan siang, pengunjung tumpah ruah.
Tempat makan yang berlokasi di sebelah timur stasiun Lempuyangan ini menawarkan beberapa pilihan. Tak pelak mempunyai cukup banyak pelanggan setia. Menunya mulai dari soto daging ayam, soto iso, ataupun soto ayam bakso. Selain enak, harganya pun terjangkau. Satu mangkuk soto ayam bakso dibanderol dengan harga Rp10.000. Untuk minumannya pun seharga Rp2.000. Menikmatinya sambil melihat kereta api yang lewat.
Kuah soto bening dan gurih sangat digemari para pembeli. Bakso gorengnya sangat renyah dimakan bersama nasi dan soun. Belum lagi jika dicampur kentang goreng yang crispy. Rasanya kresssh kressh kressh. Baksonya juga enak. Selain empuk, daging sapinya sangat terasa. Jangan lupa makan tahu siomaynya, memang sih tahunya sudah dalam kondisi dingin, namun ketika dicelupkan ke dalam kuah soto yang masih hangat, rasanya tambah mantap.

Rabu, 04 Februari 2015

Ayam Gejrot Kemek, Kuliner Betawi Nyasar di Jogja

Di Lokasi itu, tidak terlihat adanya warung makan. Yang ada hanya gang sempit. Yaitu Gang Megatruh di Jalan Kaliurang Km 5.  Ancer-ancernya, masuk dari jalan depan Bank Bukopin sekitar 100 meter, ada pertigaan masih lurus, dan letaknya ada di kanan jalan.
Ternyata di situ terdapat warung makan D’Gejrot Kemek. Namanya mungkin cukup aneh terdengar bagi para pecinta kuliner jogja. Begitu pula dengan menu-menu yang dijual di sini. Nama yang unik dengan mengusung gelar “Pelopor Ayam Gejrot” ini cukup mengundang penasaran. Ayam gejrot? setahunya hanya tahu gejrot khas Cirebon berupa tahu goreng yang disiram kuah cuka dan ulekan cabe hijau.
Ternyata warung makan ini dimiliki oleh mahasiswa S2 UGM yang berasal dari Jakarta. Pantas saja namanya D’Gejrot Kemek. Kemek dalam bahasa betawi artinya makan. Sedangkan gejrot berarti dilumatkan. Jadi bisa diartikan, makan makanan yang dilumatkan!
Makanan yang dihadirkan di sini ialah  menu Mpok AYE berupa nasi dan ayam goreng. Ada menu lain seperti Cang UTE (telur tempe) atau Pak ERTE (telur tahu) dengan pilihan tingkat kepedasan S, M, L, XL. Cukup unik dengan nama makanan yang beragam dan juga adanya level kepedasan.
Harganya pun cukup bersahabat karena berada di sekitaran kampus. Untuk menu andalan yaitu Mpok Aye seharga Rp12.000. Untuk nasinya, bukan nasi biasa, melainkan nasi uduk seharga Rp3.000. Rasanya pun tak kalah unik. Berbumbu rempah dan pedas. Belum lagi dipadankan dengan kerupuk yang menambah gurih. Wah, menggiurkan, bukan?