Rabu, 24 Juni 2015

Buka Puasa dengan Minuman Khas Kuba

Berbuka puasa memang moment yang ditunggu-tunggu. Apalagi jika menu yang disajikan untuk berbuka adalah yang segar-segar. Bagi pecinta kuliner Jogja, istilah minuman mojito kini sudah tak asing lagi. Minuman segar yang semriwing itu cukup digemari lidah orang Jogja.
Bagi pecinta Mojito, ada kabar gembira. Minuman asal Kuba yang mulai naik daun ini dapat dinikmati di Srikaton resto, Jogjakarta Plaza Hotel. Minuman asal negara berbendera hijau putih merah ini merupakan minuman jenis koktail yang cita rasanya berasal dari perpaduan rasa manis sirup, kesegaran potongan buah, dan rasa khas yang hangat dari daun mint.
Srikaton menghadirkan dua jenis Mojito yaitu Cocktail Mojito dan Moctail Mojito. Coktail Mojito merupakan kombinasi antara rum, lemon, daun mint dan soda, sedangkan Moctail Mojito merupakan percampuran antara lemon, daun mint, soda serta varian buah yang dapat anda pilih seperti strawberi, mangga atau pun apel. Moctail Mojito sendiri dihadirkan untuk masyakarakat yang tidak mengkonsumsi rum maupun alkohol. Kesegaran yang tak terlupakan ini dapat dinikmati hanya dengan harga Rp.40.000,-  untuk Moctail Mojito dan  Rp.70.000,- untuk Coktail Mojito.
Belum lagi santapan ayam bakar Morosono. Keaslian rasa khas gurih, manis, dan sedikit sentuhan pedas, ayam bakar Morosono masih tetap terjaga dan tentunya disajikan secara istimewa, yaitu dengan diikat dan dijepit menggunakan daun sere yang segar menambah aroma kelezatan menu ini. Menu yang sangat menggugah selera ini disajikan dengan nasi putih, lalapan, dan sambal spesial.
Ayam bakar Morosono dan Majito ini dapat dinikmati di Srikaton Restaurant dan Colombo Pool Terrace Jogjakarta Plaza Hotel yang beralamat di Jl. H. Affandi, Gejayan, Komplek Colombo. Suasana tradisional yang elegan beserta menu teristimewa ini akan sangat  manjankan lidah Anda dan membuat waktu makan Anda terasa lebih rileks dan menyenangkan.

Berbuka dengan yang manis di Ling-ling Fruit Bar


Memasuki bulan puasa agaknya membuat kaum muda Jogja beramai-ramai untuk merencanakan buka puasa bersama. Selain menunggu waktu buka, mengobrol di tempat tertentu menjadi trend saat ini. Kebanyakan kaum muda memilih untuk berbuka dengan yang manis, sesuai dengan anjuran para pakar kesehatan. Di sudut jalan Affandi no.34, tepatnya sebelah selatan SPBU Gejayan ada tempat yang sudah terkenal bagi para pecinta kuliner Jogja. Bowl-LING Fruit Bar namanya.
Interior cafe ini memang didesain sangat anak muda. Kursi dan meja kayu yang simple dengan lantai karpet rumput serta panjangan atau papan menu yang ditempel di dinding dengan tulisan kapur warna-warni menjadikan konsep cafe ini cute.
Tempat yang luas dan nyaman dengan suasana yang didominasi oleh warna hijau dan coklat selayaknya di hutan indoor. Para pengunjung pasti akan betah untuk duduk ngobrol sambil menikmati segarnya fruit soup, atau nikmatnya sajian ala Bowl Ling. Bisa juga menikmati musik yang chick disertai fasilitas wifi, jadi bisa tetep eksis sambil menikmati sgernya sajian ala Bowl-LING.
Bowl-LING Fruit Bar bisa menjadi tempat nongkrong asyik plus ngabuburit. Segarnya sajian aneka Fruit yang disajikan dalam Soup, Smoothies Fruit Soup, Mix Juice. Ada juga aneka Pasta, chrunchy siomay, nugget, kentang goreng, sosis goreng, chicken wing, cheese toast, fruit toast, yoghurt salad, risol, suki with tomyum, Pizza, dan teman nongkrong yang lain yang dijamin akan menyegarkan  kondisi Anda setelah seharian puasa.

Senin, 15 Juni 2015

Teh Poci Bangsawan di Omah Cemara


Bagi penggemar pecel, tampaknya memang harus icip-icip pecel Blora ke Omah Cemara. Selain menghadirkan menu pecel, Omah Cemara juga memiliki banyak keistimewaan. Desain omah yang dihadirkan di sini sangat njawani dan elegan.
Saat memasuki tempat ini, tampak di sisi pintu depan dipajang sepeda onthel. Lalu ketika memasuki ruangan, disambut meja panjang kecil yang berderet kendi-kendi antik dari masa lalu. Belum lagi meja kursinya sangat kental dengan kursi anyaman yang dulu dimiliki kaum ningrat Jawa khususnya Jogja yang disebut  resban.
Di sudut-sudut dinding, terpajang pula ornamen-ornamen kuno nan cantik. Baik patung-patung kecil, hiasan gerabah, teko, dan masih banyak lagi. Ruangannya tidak hanya itu, di sebelah kiri terdapat ruang seperti pendopo yang terpisah oleh tanaman-tanaman. Jika di Jogja, ruang terbuka antara dua ruangan tersebut dinamai longkangan. Belum lagi ada gazebo kecil di belakang.
Dalam suasana tersebut, Omah cemara menghadirkan teh poci dan wedhang secang. Belum lagi camilan yang dihadirkan di sana sangat komplit untuk mengobati kerinduan camilan zaman dahulu. Luar biasa. Benar- benar memanjakan pengunjung. Seolah-olah menyihir pengunjung menjadi bangsawan yang tengah minum teh.

Minggu, 14 Juni 2015

Fu Yong Hai Jumbo di Jalan Letjend Suprapto


Kuliner Tionghoa memang menjadi idaman di Jogja. Biasanya, menu-menu tersebut dihadirkan dalam warung-warung tendaseafood. Selain menyajikan makanan laut, bisa juga memasak dalam menu chinese food.
Fu yong hai merupakan masakan Tionghoa yang dibuat dari telur yang didadar dengan campuran berupa sayuran, daging, atau makanan laut. Isi campuran bisa berupa cincangan halus  daging ayam, daging sapi, daging kepiting, dan sebagainya.
Fu yong hai dimakan bersama saus asam manis yang biasanya dibuat dari tomat dan kacang polong, tetapi ada juga saus yang disertai dengan potongan nanas di dalamnya. Nama Fu yong hai berarti potongan telur fu yong. Masakan ini berasal dari resep Tionghoa di Shanghai.
Di Jogja, ada fu yong hai yang cukup enak. Terletak di jalan Letjen Suprapto. Rasanya cukup memikat. Selain itu porsinya sangat wowo. Satu piring penuh! Sehingga, tak perlu menyantap dengan nasi. Karena tanpa nasi pun, menu yang disajikan tidak habis disantap.
Selain itu kwetiaw goreng seafood juga tak kalah menarik. Masakan mie bertekstur pipih ini memang menjadi promadona kuliner di malam hari. Harganya pun tidak mahal. Meski porsi luar biasa, menu-menu ini dihargai Rp15.000.

Rabu, 10 Juni 2015

Ronde dan Remah-remah rezeki


Sembari menikmati udara malam lengkap dengan taburan bintang, Anda bisa saja menikmati wedhang klangenan di jogja. Ya, wedhang ronde. Wedang ronde biasa disajikan dalam mangkok ukuran sedang dengan nampan kaca mungil. Dalam seporsi wedang manis nan hangat ini berisi sirup gula, bulatan ketan putih yang berisikan gula jawa yang diberi kuah panas yang diberi jahe. Tak hanya itu, minuman ini juga diberi tambahan topping berupa kacang bawang, kolang-kaling berwarna merah keunguan yang diiris tipis dan potongan roti tawar.
Meski rasa minuman ini cenderung manis, namun banyak orang yang merasa ketagihan dengan salah satu minuman tradisional yang banyak dijajakan di kota gudeg ini. Apalagi jahe yang ada dalam kuah akan menghangatkan tubuh. Harganya yang murah menjadikannya dapat dinikmati oleh semua kalangan, bahkan masyarakat kelas bawah sekalipun.
Umumnya penjaja wedang hangat ini mulai mendorong gerobak dengan beberapa toples kaca berisikan aneka bahan wedang ronde. Kebanyakan penjual wedang ronde berjualan di sekitar Malioboro dan Alun-alun Jogja. hal tersebut dikarenakan dua destinasi tersebut menjadi jujugan rekreasi malam bagi wisatawan dan sekitarnya saat Lebaran. Wisata kuliner dan suasana di Malioboro dan Alun-alun bagi warga sekitar dan wisatawan menjadi alternatif liburan dengan harga murah. Pedagang ronde juga diuntungkan dengan ramainya pegunjung yang datang. Mereka dapat mengumpulkan remah-remah rezeki. Harga seporsi wedang ronde dibandrol Rp5.000 saja. Murah bukan?