Rabu, 10 Desember 2014

Sedapnya Coto Makasar, Kuliner Kerajaan Gowa


Coto Makassar merupakan menu berbahan dasar daging sapi dengan kuah yang gurih dan kaya rempah. Kuliner kebanggaan masyarakat Makassar ini memiliki sejarah yang dimulai pada masa kerajaan Gowa dahulu.
Coto Makassar aslinya dibuat dalam kuali dari tanah. Masyarakat Makassar biasa menyebut alat masak itu dengan istilah `Korong Butta` atau `Uring Butta`. Coto Makassar biasa disajikan dengan nasi. Namun Anda bisa bereksperimen dengan menyantap menu ini dengan padanan ketupat.
Pada masa itu, tidak sembarang orang dapat membuat Coto Makassar. Pasalnya pembuatan masakan itu membutuhkan rempah berkualitas di mana hal tersebut hanya bisa didapatkan oleh kaum kerajaan. Rempah yang digunakan di makanan ini bervariasi mulai dari kemiri, cengkeh, kayu manis, dan lain sebagainya.
Di Jogja, ada warung coto makasar yang cukup popular. Warung coto tersebut bernama La Capila. Terletak di Jl. Anggajaya 3, Condong Catur. Tepatnya berseberangan dengan pintu masuk utama Taman Kuliner Jogja. Dari perempatan Condongcatur, ke utara, ada pertempatan kecil, belok ke kiri. Sekitar 30 meter, kiri jalan. Ada juga yang di Jalan Krasak Kotabaru. Tepatnya di jalan masuk depan gereja Kotabaru.
Tempat ini menyediakan coto makasar yang terdiri dari ketupat, irisan daging sapi dan jeroan yang disiram dengan kuah kental yang sangat khas Makasar dan tak lupa taburan bawang goreng. Rasanya sangat gurih. Seperti soto, namun kental dan lebih berbumbu. Meskipun begitu, rasa tidak terlalu menyengat selayaknya menu-menu berkuah santan.
Selain Coto Makasar, tersedia juga makanan pendamping seperti sate telur, peyek kacang, dan aneka gorengan. Tak lengkap jika menikmati masakan Makasar tanpa Es Pisang Ijo dan Es Pallubutung. Satu porsi coto dibandrol dengan harga Rp10.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar